Memilah dan memilih masih menjadi hal yang masih sangat sulit dituntaskan dan ditemukan jalan keluarnya oleh kebanyakan remaja. Fase peranjakan menuju dewasa memang penuh hal yang tak terduga. Permasalahan-permasalahan yang oleh orang dewasa dianggap picisan, suatu hal yang harusnya menurut mereka mudah sangat diselesaikan nyatanya bagi para remaja sulit untuk menentukan. Beragam pertimbangan memenuhi kepala, namun jarang sekali yang begitu keras memikirkan sebuah pertimbangan. Kesetiakawanan, kesenangan, tuntutan dari orang tua, serta sebuah nilai dari mata pelajaran memang menjadi yang paling diutamakan. Mengesampingkan poin-poin diatas diperlukan keberanian dan siap terima akibat dari apa yang sudah ditentukan. Skala prioritas yang disusun para remaja dengan menempatkan poin-poin diatas sebagai urutan pertama. Kebanyakan remaja jelas bersikap seperti itu.
Lalu apa jadinya datang sebuah tawaran yang bersangkut paut dengan perkembangan. Tawaran menggoda yang janjikan pengalaman, nama dan tak lupa adalah sebuah jaringan. Tawaran itu datang dengan begitu tiba-tiba di tengah sela kesibukan yang mendera remaja. Memang ada baiknya bahkan harus dilakukan yang namanya melakukan pertimbangan pada tiap tawaran yang datang. Namun ditaruh belakangan dulu pemikiran panjang, sekarang yang dipakai adalah naluri dan sebuah hasrat serta keyakinan atas tawaran itu. Keputusan akhirnya diambil, menuntut diri sendiri untuk bersiap atas apapun yang akan terjadi nanti.
Keputusan sudah diambil, tawaran diterima. Hingga satu waktu, skala priotitas dan tanggung jawab atas tawaran yang sudah diterima bertumbuk. Untuk menentukan diantara keduanya. Harus ada korban, disinilah nalar dan perasaan dipilah. Ketemu sebuah jawaban. Skala prioritas terbentuk ksrena sistem, tuntutan alamiah yang datang dengan sendirinya. Namun berbeda dengan penerimaan tawaran, ia ada karena dikehendaki oleh yang menerima dan dibentuk oleh pemikiran sadar untuk berani terima akibat. Pada akhirnya, skala prioritas ditumbangkan untuk memenuhi rasa ingin berkembang melalui jalan sebuah pengorbanan.
0 komentar:
Posting Komentar