Rabu, 04 November 2015

MENUJU MOJOKERTO BERBUDAYA

Adalah hal yang lumrah bahwa setiap daerah memiliki slogan yang terletak di belakang nama daerahnya. Misalnya, "Jombang Beriman", "Gresik Berhias Iman", "Jogja Berhati Nyaman", "Sleman Sembada", "Karanganyar Tentram", "Solo The Soul of Java", dll.
Keberadaan slogan yang terletak di belakang nama daerah ternyata menggambarkan suatu semangat/ciri khas dari masyarakat di daerah yang bersangkutan. Dapat juga penentuan slogan berdasarkan kondisi geografis dari daerah yang berkaitan. Misalnya saja saja Kab.Karanganyar Tentram, kalau dilihat secara awam pemilihan kata 'tentram' sebagai slogan lebih merupakan karena letak Kab. Karanganyar yang berada di daerah lereng Gunung Lawu. Sesuai dengan gunung kebanyaan, bahwa ada keheningan, kesunyian dan ketentraman di daerah gunung, tentu didukung oleh hawa sejuk yang melingkupi sehingga ketika seseorang berkunjung kesana maka mereka mendapatkan jaminan dari slogan yang ditentukan bahwa Karanganyar memberikan ketentraman.
Lalu untuk Kab. Mojokerto apa slogan/notto/ semboyan-nya.? Mengingat bahwa Mojokerto merupakan bekas kerajaan Majapahit, tentunya pemilihan terhadap motto/slogan/semboyan pastilah memiliki nuansa ke-Majapahitan. Slogan/motto/semboyan dari Kab.Mojokerto adalah "Wijna Mantriwira", merupakan kata-kata yang digelorakan oleh Gadjah Mada kepada para prajurit Majapahit yang berarti, 'Pahlawan yang bijaksana dan gagah berani pembela tanah air'. Lebih jauh lagi, maksud dari slogan/motto/semboyan tersebut berkeinginan agar masyarakat Mojokerto memiliki keberanian, rasa cinta tanah air dan kebijaksanaan. Namun kenyataannya berkata lain.
Hanya untuk menguatkan saja, Prosan ingin menawarkan sebuah slogan lain yang akan menambah spirit masyarakat Mojokerto sekaligus mempertebal garis takdir bahwa masyarakat Mojokerto adalah keturunan orang-orang Majapahit. Penawarab tersebut berkaitan dengan dasar sejarah agung yang pernah dilintasi oleh Kab.Mojokerto sebagai pusat pemerintahan Majapahit. Slogan tersebut adalah, "Mojokerto Berbudaya."
Yogyakarta, 05 November 2015

0 komentar:

Posting Komentar