Minggu, 05 Juli 2015

REFLEKSI MUSIK PENGACAU MIMPI

Bulan Ramadhan tidak akan pernah sepi, malah selalu lebih ramai daripada bulan-bulan yang lain. Bahkan Rumah Allah yang biasanya kumandang adzanya hanya Maghrib dan Subuh di bulan selain Ramadhan, kalau bulan Ramadhan mendadak lengkap, lebih-lebih adanya waktu Taraweh. Habis teraweh disambung dengan tadarus, ketika waktu tidur tiba, barulah kebisingan religi beberapa diantaranya dikurangi. Namun, saat menginjak pukul 02.00, orang-orang akan benar-benar terganggu mimpi indahnya dan beberapa diantaranya, terselamatkan dirinya dari mimpi buruk yang berkepanjangan. Telinga orang-orang dimasuki oleh jarum keributan, yang keliling, yang melewati tiap rumah dan berputat di kampung. Keributan itu berasal dari tradisi masyarakat yang bernama 'Patrol', musik penggugah sahur, penyelamat mimpi buruk dan pengacau bagi mimpi indah. Sebab, suara-suara yang terkandung dalam patrol hanya berisi keinginan besar untuk sesaat dekat pada Illahi, melalui instrument keributan untuk membangunkan orang agar sahur, biar puasa di esok hari bisa berjalan dengan lancar.

Di beberapa daerah, sangat familiar dengan musik patrol, sampai-sampai, untuk mengapresiasi orang-orang yang bersedia menggugah sahur maka salah satu oknum mengadakan festival musik patrol. Salah satunya, adalah oknum yang ada di Mojokerto, yaitu DKKM (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto) dan pemerintah kabupaten Mojokerto. Untuk tahun 2015, tepat pada tanggal 04 Juli. Festival musik patrol yang sudah berjalan lebih dari empat tahun ini diadakan secara berbeda, pada tahun-tahun sebelumnya, festival diadakan langsung di panggung tanpa harus diarak keliling. Tahun ini, peserta harus menempuh jarak sekitar 1,5 KM untuk diarak, start dari Makam Troloyo sampai di Pendopo agung Trowulan.

Bersama Toha, saya berangkat ke lokasi festival patrol. Sejak pukul 21.00, kami sampai dan langsung menempatkan barisan diantara penonton, yang berjubel di samping jalan dari Pendopo Agung Trowulan sampai Makam Troloyo. Masyarakat sangat antusias, mengawal jalannya festival. Beruntung tak ada gesekan emosi para pemuda saat itu, semua berjalan lancar.

Para peserta yang lewat ternyata sangat mengapresiasi perubahan konsep yang dilakukan pihak penyelenggara. Tak tanggung-tanggung, ada yang benar-benar mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk menghadirkan setting yang memang megah, seperti kata Mbak Febriana Dian, siswa kelas tiga dari SMAN 3 Kota, "Ya kita mengonsep patrol kita dengan konsep yang meriah, untuk pengadaan alat dan artistik yang digunakan, kami mendapatkan dana dari pihak sekolah."

Mbak Febriana Dian juga menambahkan kesan-nya selama ikut festival,"Senang, saya senang sekali bisa ikut festival ini." Kemudian ditambahkan oleh Mas Yusuf, yang merupakan kakak angkatan atau alumni yang ikut membantu SMAN3 Mojokerto, "Acaranya sangat menarik, pada tahun-tahun yang lalu, festival musik patrol diadakan langsung di panggung, di kompleks candi Wringin Lawang. Namun tahun ini peserta harus melalui rute untuk tampil di panggung."
Mbak Febriana menambahkan kembali, "Di panggung kita diberi durasi tiga menit untuk perform. Meskipun acara ini menarik, ada beberapa kekurangan yang mencederai festival ini, yaitu jadwal acara yang molor, karena keputusan panitia yang memilih menunggu salah satu pejabat di Mojokerto. Seharusnya, acara dimulai langsung saja, sesuai dengan rundown yang telah ditentukan. Tidak usah menunggu pejabat yang telat datang."
Perkataan Mbak Febriana Dian, sangat sesuai dengan yang dirasakan oleh Riko, peserta perwakilan dari SMAN 1 Mojosari, "Seharusnya dimulai pukul 19.30, tapi malah dimulai pukul 20.10."

Festival Musik Patrol yang rutin diadakan tial tahun ini, bisa dijadikan barometer kepedulian masyarakat terhadap seni tradisi, khususnya patrol. Tahun ke tahun, penonton semakin antusias menyaksikan festival tersebut.

Meskipun membawa konsep baru, mungkin panitia perlu memikirkan tentang kemenarikan acara, mungkin dengan menambahkan tema-tema tertentu bagi peserta.

Kesenian di Mojokerto, baik yang tradisi atau yang modern, harus senantiasa di uri-uri. Diberi pakaian baru berupa inovasi-inovasi. Kalau patrol mendapat perhatian, maka yang lain juga perlu diperhatikan juga kan?


By: GM & TH
Salam Diam, Buktikan dengan Karya !

Related Posts:

  • PERCAYA PADA SIAPA LAGI ?Kalau pada Tuhan, sudah umum. Kalau pada diri sendiri, mainstream Lalu percaya pada siapa lagi ? Sekarang kita akan bicara tentang hal yang mungkin agak sulit dicerna. Dicerna berarti memahami, mengkaji dan menerapkan. Serin… Read More
  • KOMUNITAS PENGGERAK MOJOSARI 2Melanjutkan dari ulasan di tulisan "Komunitas Penggerak Mojosari 1" kita akan masih berbicara mengenai beberapa nama komunitas yang memang keberadaannya mendampak pada kehidupan masyarakat Mojosari. Pada tulisan yang pertama … Read More
  • KOMUNITAS PENGGERAK MOJOSARI 1Semenjak tiga tahun terakhir, geliat aktivitas kesenian di wilayah Mojosari menunjukkan perkembangan yang diluar dugaan. Keberadaan komunitas-komunitas kesenian yang tumbuh semakin memperkuat kepantasan Mojosari sebagai pusat… Read More
  • REFLEKSI MUSIK PENGACAU MIMPIBulan Ramadhan tidak akan pernah sepi, malah selalu lebih ramai daripada bulan-bulan yang lain. Bahkan Rumah Allah yang biasanya kumandang adzanya hanya Maghrib dan Subuh di bulan selain Ramadhan, kalau bulan Ramadhan mendada… Read More
  • WEWEH...WEH-WEH-WEHIdul fitri hampir tiba, di minggu-minggu terakhir bulan puasa, anak-anak kecil pada merengek pada ibunya. Mereka minta uang, untuk membeli perlengkapan dan kebutuhan hari lebaran. Tapi sama si ibu, anak-anak kecil diberi misi… Read More

0 komentar:

Posting Komentar