Jumat, 14 Agustus 2015

Intuisi "MOJOKERTO BERKARAT"

Hari ini adalah hari dilaksanakannya pameran seni rupa dan fotografi di GOR Kusuma Bangsa Mojosari, yang kalau berdasarkan intuisi saya, dibuka pada pukul 09.00 WIB nanti dan ditutup pada 22.00 WIB malam nanti. Intuisi saya kembali memberi gambaran sedikit tentang display pameran yang bertema rumah lawas, disebelah utara telah tersedia bingkai yang berbentuk seperti frame lukisan untuk para pengisi acara nanti.

Terwujudnya acara pameran ini tak lepas dari tangan dingin perupa Mojosari yaitu Pak Tjip, ambisi dari Pak Nanang, dan perhitungan-perhitungan matang oleh Pak Agus. Sebagai pendisplay, Mas Bendhot, memberikan ide-ide yang sangat berarti. Untuk semua pihak, kami sampaikan terima kasih, begitu juga dengan nama-nama yang tidak disebut disini.

Mojokerto Berkarat, memperingati Dirgahayu 70th Indonesia yang pada tahun ini tema dari kemerdekaan adalah 'AYO KERJA', kerja bisa diartikan juga 'Karya' dengan batasan, unik, inovatif, kreatif dan tentunya semua sesuai dengan UUD 45 dan Pancasila. Tahun ini, melalui seni rupa dan fotografi menjadi media pembuktian bahwa sebelum semboyan "AYO KERJA" disebar ke masyarakat, kamu lebih dulu telah sibuk membuat proposal, mencari sponsor, keribetan pengurusan perijinan oleh Muspika Mojosari, dll. Mungkin kita jangan pakailah semboyan "AYO KERJA" tersebut, karena hal tersebut seolah menunjukkan bahwa kita belum bekerja. Semboyan itu jangan dihadirkan dalam pribadi karena sebuah slogan pemerintah, namun hadirkan semangat "AYO KERJA" karena rasa terima kasih pada pahlawan, dan seluruh tetua bangsa yang telah memperjuangkan kemerdekaan serta rasa tanggung jawab kita sebagai bangsa Indonesia yang giat, berdikari dan mandiri, bukan malah karena slogan boomerang.

Seni rupa dan fotografi menjalankan perannya sebagai pembeku waktu serta momen-momen kemerdekaan yang hadir dari inspirasi, ekspresi danpengalaman hidup atau sejarah. Disamping catatan-catatan kemerdekaan, karya sastra era Jepang yang sarat perlawanan pada Jepang, juga video-video amatir yang telah menjadi dokumentasi bangsa.

Melelui media dua dimensi itulah, para pengunjung diajak untuk anjangsana, mengunjungi, menyambangi sejenak romantika sepasang kekasih yang sama-sama saling mendukung untuk terwujudnya kemerdekaan, tangis anak-anak karena matinya bapak atau ibu mereka, desing peluru yang lalu lalang dari bermacam senapan serta anyir darah dan pengap udara karena bubuk mesiu. Lebih dari itu, meski sejenak, setidaknya ada yang dibawa oleh pengunjung ketika pulang nanti.

"Dapat apa nonton Mojokerto Berkarat tadi?"
"The spirit of Independence day!!!"



Source : INTUISI
By :,GM

0 komentar:

Posting Komentar